Chairil Anwar-Kesabaran

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kau ulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba.

Maret 1943

Chairil Anwar-Rumahku


Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Ku lari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senja kala
Di pagi terbang entah kemana

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Disini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu.

27 April 1943

Chairil Anwar-Kenangan

Chairil Anwar
Kadang
Di antara jeriji itu-itu saja
Mereksmi memberi warna
Benda usang dilupa
Ah! Tercebar rasanya diri
Membubung tinggi atas kini
Sejenak
Saja. Halus rapuh ini jalinan kenang
Hancur hilang belum dipegang
Terhentak
Kembali di itu-itu saja
Jiwa bertanya; Dari buah
Hidup kan banyakan jatuh ke tanah?
Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia

19 April 1943

Puisi Chairil Anwar - Aku

Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga Kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943